Profil Saya

Foto saya
Pekanbaru, Riau, Indonesia
Mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarief Kasim Riau

Kamis, 14 November 2013

prinsip-prinsip komunikasi


PRINSIP – PRINSIP KOMUNIKASI
 
1.       Komunikasi berlangsung dalam Berbagai Tingkat Kesengajaan
                Ketika berkomunikasi dengan seseorang tidak harus selalu menggunakan unsur kesengajaan. Namun dalam komunikasi itu sendiri terdapat tingkat kesengajaannya. Mulai dari komunikasi yang sistematis sampai pada komunikasi yang tidak sistematis. Contoh kongkret dari komunikasi yang disengaja adalah pidato yang disampaikan dihadapan publik, disana semua orang akan melihat apa yang disampaikan pembicara. Hingga komunikasi yang disampaikan benar – benar disadari dan direncanakan. Ketika pertanyaan diputar, seperti apa contoh dari komunikasi yang tidak disengaja?.
 Contoh sederhana yang dapat kami berikan berdasarkan buku referensi adalah ketika kita melamun sementara orang lain memperhatiakn kita. Meskipun kita bermaksud menyampaikan pesan kepada orang lain, perilaku kita akan ditafsirkan orang lain. Kita tidak dapat mengendalikan orang lain untuk menafsirkan atau tidak menafsirkan perilaku kita.
            Dalam berkomunikasi kita akan memiliki kesadaran yang lebih tinggi ketika situasi khusus daripada rutin. Misalnya ketika kita sedang diuji  secara lisan oleh Dosen atau ketika ketika kita berkomunikasi dengan orang luar negri dibandingkan dengan ketika kita besenda gurau dengan adik dirumah. Akan tetapi, komsep “ kesengajaan” ini sebenarnya pelik juga. Misalnya ketika seorang Dosen memberikan kuliah “ Pengantar Ilmu Komunikasi” ia akan tahu dari menit ke menit apa yang diucapkannya, intonasinya, gerak tangannya, dan mimik wajahnya yang akan ditampilkan.
            Tanpa kita sadari dalam berkomunikasi kita menggunakan dua versi, yaitu versi verbal dan nonverbal. Versi verbal telah dijelaskan diparagraf sebelumnya seperti pidato atau ucapan lainnya. Namun seringkali kita melupakan bahwa kita telah menyampaikan pesan kepada orang lain secara non verbal. Misalnya ketika seorang mahasiswa melakukan presentasi didepan kelas atau tim dosen, tanpa disadari ia telah bertolak pinggang dengan sebelah tangannya. Dosen bisa saja mengartikan sikapnya sebagai suatu kegugupan atau ketidaksopanan.
            Contoh lainnya ketika seorang mahasiswi berpakaian ketat dan transparan ketika didalam perkuliahan. Disaat mahasiswi mengumpulkan tugas kedepan dengan menggunakan pakaian yang kurang etis dipakai didunia perkuliahan akan menjadi suatu pesan tersendiri difikiran mahasiswa atau dosen yang melihatnya. Bisa jadi mahasiswi tadi dikatakan sebagai wanita yang berani malu, murahan, nakal, dan penggoda. Prilaku non verbal lainnya seperti postur tubuh yang tegap, dan cara berjalan yang  mantap ketika berjalan ke tika menuju podium untuk berpidato, jabatan tangan yang kuat, gerakan tangan yang bebas saat berbicara, kontak mata dan pakaian yang rapi, boleh jadi tanpa sengaja  mengkomunikasikan suatu pesan , misalnya rasa percaya diri. Sebaliknya orang yang berjalan menunduk dan suara pelan, berpakaian kusut, dapat diartikan sebagai orang yang kurang percaya diri, mesikipun belum tentu 100 % fikiran itu belum benar.
            Ketika kita ingin berpidato, bisa saja kita latihan optimal dihadapan cermoin dan meminta pendapat teman tentang penampilann yang kita tampilkan. Namun disaat kita sudah berada dalam podium semua itu akan menjadi hilang. Tanpa kita sadari  sikap kita menimbulkan penafsiran bagii setiap orang. Gerakan memasukkan tangan kedalam saku, melihat ke langit – langit atap, berulang – ulang kali mengetuk – ngetuk podium. Komunikasi telah terjadi saat penafiran telah berlangsung.                             
            Kadang – kadang komunikasi  yang disengaja dibuat tampak tidak sengaja. Banyak pengacara yang menaganjurkan kliennya untuk berpakaian tertentu dalam menghadiri ruang pengadilan. Misalnya dalam suatu pengadilan di Amerika Serikat, Patty Hearst memakai pakain tua dan konservatif, yang meliputi blus yang longgar dan besar, sesuai dengan perintah pengacaranya F.Lee Bailey. Pakaian tua digunakan untuk melunakkan fakta bahwa ia orang kaya, dan blus yang kebesaran digunakan nuntuk memberikan kesan bahwa berat badannya melorot untuk menumbuhkan simpatis para juri.
            Niat atau kesengajaan bukanlah syarat mutlak bagi seseorang dalam komunikasi. Sering terjadi kesalahpahaman antara seseorang dengan orang lain karena salah dalam  menafsirkan komunikasi. Tindakan memperlihatkan sol sepatu di Korea, atau menyentuh wanita ndi Arab Saudi yang diperkenalkan kepada anda yang sebenarnya tidak anda sengaja, dapat menyampaiakn pesan negatif yang menghambat pertemuan tersebut.
2.      Komunikasi Terjadi dalam Konteks Ruang dan Waktu
            Komunikasi juga dipengaruhi oleh iklim,suhu,intensitas cahaya dan sebagainya. Apabila kita berkomunikasi dengan seseorang kita juga harus memperhatikan suasana atau keadaan,tempat,dan waktu. Sebagai contoh yang segnifikan, ketika kita berbicara dengan seseorang  misalkan saja didalam masjid kita dituntut untuk berbicara dengan sopan, jangan tertawa terbahak-bahak, lalu memakai pakaian yang mencolok karena masjid itu tempat untuk beribadah, jadi tidak wajar kalau kita memakai pakaian yang dapat membuat konsentrasi orang untuk beribadah terganggu.
           
           
            Kemudian waktu, seperti contohnya suatu pesan atau dering telepon pada tengah malam atau dini hari, akan dipresepsikan lain apabila pada siang hari, terkecuali dalam keadaan darurat, misalnya untuk mengabarkan orang yang sakit keras, kecelakaan, atau meninggal dunia, ataupun upaya orang yang berniat jahat. Kunjungan seorang mahasiswa laki-laki kepada teman kuliahnya yang perempuan pada malam minggu mempunyai arti yang berbeda dengan keadaan dimalam biasa.
            Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik dan ruang (termasuk iklim,suhu,intensitas cahaya,dan sebagainya), waktu,sosial, dan psikologis. Topik-topik yang lazim dipercakapan di rumah,tempat kerja, atau tempat hiburan seperti “lelucon,” “acaratelevisi,” “mobil,” “bisnis,” atau “perdagangan” terasa kurangsopan bila dikemukakan di masjid. Tertawa terbahak-bahak atau memakai pakaian dengan warna menyala seperti merah, sebagai perilaku nonverbal yang wajar dalam suatu pesta dipersepsi kurang beradab bila hal itu ditampakkan dalam acara pemakaman. Seorang tamu yang diterima penghunidi halaman rumah menunjukan tingkat penerimaan yang berbeda bila dibandingkan dengan penerimaan diteras, di ruang tamu, ruang tengah, dan di kamar pribadi. Seorang kiai NU pernah mengemukakan: “Bila ia kawan saya, saya akan menerimanya di dalam rumah; bila ia orang yang belum saya kenal, saya akan menerimanya di teras, dan bila ia “musuh” saya, saya akan menerimanya di perkarangan.”
            Waktu juga mempengaruhi makna terhadap suatu pesan. Dering telepon pada tengah malam atau dini hari akan dipersepsikan lain bila dibandingkan dengan dering telepon pada siang hari. Dering telepon pertama itu mungkin berita sangat penting (darurat), misalnya untuk mengabarkan orang yang sakit keras, kecelakaan, atau meninggal dunia, atau upaya orang jahat untuk mengetes apakah di rumah ada orang atau tidak. Kunjungan seorang mahasiswa kepada teman kuliahnya yang wanita pada malam minggu akan dimaknai lain dibandingkan dengan kedatangannya pada malam biasa.
           


            Kehadiran orang lain, sebagai konteks sosial juga akan mempengaruhi orang-orang yang berkomunikasi. Misalnya, dua orang yang diam-diam berkonflik akan merasa canggung bila tidak ada orang sama sekali di dekat mereka. Namun hubungan mereka akan sedikit mencair bila ada satu atau beberapa orang di antara mereka. Bahkan mereka bisa saling menyapa lagi seolah-olah tidak ada perselisihan di antara mereka. Pengaruh konteks waktu dan konteks sosial terlihat pada suatu keluarga yang tidak pernah tersenyum atau menyapa siapa pun pada hari-hari biasa, tetapi mendadak menjadi ramah pada hari lebaran. Penghuni rumah membuka pintu rumah mereka lebar-lebar, dan mempersilakan tamu untuk mencicipi makanan dan minuman yang mereka sediakan.
            Suasana psikologis peserta komunikasi tidak pelak mempengaruhi juga suasana komunikasi. Komentar seorang istri mengenai kenaikan harga kebutuhan rumah tangga dan kurangnya uang belanja pemberian suaminya yang mungkin akan di tanggapi dengan kepala dingin oleh suaminya dalam keadaan biasa atau keadaan santai, boleh jadi akan membuat sang suami berang bila istri menyampaikan komentar tersebut saat suami baru pulang kerja dan baru dimarahi habis-habisan oleh atasannya hari itu.
3.      Komunikasi Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi
            Ketika orang-orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek perilaku komunikasi mereka. Dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan atau tatakrama. Artinya, orang-orang memilih strategi tertentu berdasarkan bagaimana orang yang menerima pesan akan merespons. Prediksi ini tidak selalu disadari, dan sering berlangsung cepat.
            Kita dapat memprediksi perilaku komunikasi orang lain berdasarkan peran sosialnya. Anda tidak dapat menyapa orangtua Anda atau dosen Anda dengan “Kamu” atau “Elu,” kecuali bila Anda bersedia menerima risikonya, misalnya dicap sebagai orang yang kurang ajar. Anda juga tahu apa yang harus anda katakan (“Terima Kasih”) ketika Anda menerima hadiah dari orang lain atau ketika Anda menyenggol seseorang tanpa sengaja (“Maaf”). Anda juga tahu aturan jam berapa Anda harus menelepon atau bertamu kepada seseorang atau seberapa lama toleransi keterlambatan Anda ketika Anda bertemu dengan seseorang.
           


            Prinsip ini mengasumsikan bahwa hingga derajat tertentu ada keteraturan pada perilaku komunikasi manusia. Dengan kata lain, perilaku manusia, minimal secara parsial, dapat diramalkan. Kalau semua perilaku manusia itu bersifat acak, selalu tanpa diduga, hidup kita akan sulit. Setiap bangun tidur, kita akan merasa cemas dan takut, karena kita tidak dapat menduga apa yang akan orang lakukan terhadap kita. Bagaimanapun, ketika Anda memasuki sebuah toko, Anda dapat menduga bagaimana perilaku verbal dan nonverbal si pelayan toko yang tidak Anda kenal. Ia tidak mungkin tiba-tiba memukul Anda. Juga, tidak mungkin orangtua, suami atau istri Anda tiba-tiba menendang Anda begitu Anda tiba di rumah sore hari, padahal pagi hari sebelum Anda berangkat kuliah atau kerja Anda pamit kepada mereka dengan hangat.

Definisi Komunikasi


Defenisi komunikasi
 
          Menurut Gerald R.Miller komunikasi adalah terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat sadar untuk mempengaruhi perilaku mereka.
          Menurut Onong Uchjana Effendi komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media).
            Menurut Roger  Stuart G.W (1998), Komunikasi adalah suatu hububgan yang dapat menimbulkan perubahan sikap, tingkah laku, serta kebersamaan dalam menciptakan saling pengertiam dari orang yang terlibat dalam komunikasi.
            Menurut Kozier (1995), komunikasi adalah pertukaran informasi antar dua atau lebih manusia dengan kata lain, pertukaran ide dan fikiran.
            Menurut William abliq komunikasi adalah proses pengoperan lambang yang memiliki arti diantara individu. Car I . Hovland berpendapat bahwa komunikasi adalah proses ketika seorang individu (komunikator) mengoper perangsang untuk mengubah tingkah laku individu yang lain.
            Analisis pengertian komunikasi dan lima unsur komunikasi menurut Harold Lasswell komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? Mengatakan apa? Dengan saluran apa? Kepada siapa? Dengan akibat atau hasil apa? (who? Say what? In with vhannel? To whom? With what effect? Lasswell 1960).
            Analisis lima unsur menurut Lasswell :
  1. Who? (siapa/sumber/sourch)
Sourch adalah pelaku utama yang memulai suatu komunikasi dengan menyampaikan pesan kepada komunikan.

  1. say what (pesan)
pesan adalah isi informasi yang berupa seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, dan gagasan.
  1. In with channel adalah wahana media atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan baik secara langsung maupun tidak langsung.
  2. To whom (untuk siapa/penerima) adalah orang penerima pesan dari sumber.
  3. With what effect (dampak/efek).
Dampak atau efek yang terjadi pada komunikan setelah menerima pesan dari sumber, seperti perubahan sikap.
Dari pengertian komunikasi di atas dapat kami paparkan sebuah contoh komunikasi.
Contoh : komunikasi antara dosen dengan mahasiswa.
Dosen sebagai komunikator harus memiliki pesan yang jelas yang akan di sampaikan kepada mahasiswa atau komunikan. Setelah itu dosen juga harus menentukan saluran untuk berkomunikasi, baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (media). Setelah itu dosen harus menyesuaikan topik yang sesuai dengan mahasiswa/komunikan, juga harus menentukan tujuan komunikasi agar terjadi dampak pada diri komunikan sesuai dengan yang diinginkan.

Kamis, 13 Juni 2013

contoh - karya ilmiah bahaya narkoba



Kata Pengantar

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas Karya Ilmiah  Bahasa Indonesia Ini. Tidak lupa juga Saya capkan terima kasih kepada guru bahasa Indonesia yaitu Ibu YANTI yang telah membimbing Saya agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun karya tulis ilmiah Ini.
Karya Ilmiah Ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Bahayanya Narkoba, yang Saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh Saya dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri Saya maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya Karya Ilmiah  ini dapat terselesaikan.
Semoga Karya Ilmiah Saya Dapat bermanfaat bagi Para Mahasiswa, Pelajar, Umum Khususnya pada diri saya sendiri dan semua yang membaca Karya Tulis Saya ini, Dan  Mudah mudahan Juga  dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca . Walaupun Karya Ilmiah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Saya mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih



Pekanbaru, Februari 2012

Penulis










DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang...............................................................................................3
  2. Identifikasi Masalah.......................................................................................6
  3. Tujuan............................................................................................................6
  4. Metode……………………………………………………………...........................................6
BAB II PEMBAHASAN
  1. Upaya Pencegahan……………………………………………........................................6
BAB III PENUTUP
i.                     Kesimpulan……………………………………………………...........................................7
ii.                   Saran……………………………………………………………............................................7















Bahanya Narkoba
  1. Pendahuluan
  1. Latar Belakang
Bahaya narkoba atau narkotika telah diketahui secara luas. Namun masih, saja banyak yang doyan menikmati barang laknat itu. Kali ini eL-Ka, menguraikan apa saja sih yang termasuk dalam golongan narkoba dan bahayanya. Agar kita semua menghindarinya.
Mitra muda, tak dapat dipungkiri bahwa narkoba merupakan wabah paling berbahaya yang menjangkiti manusia di seluruh pelosok bumi. Tidak diragukan lagi, bahwa kelemahan iman dan ketidakbersimpuhan kepada Allah dalam segala kesulitan merupakan faktor terpenting yang mengkondusifkan kecanduan narkoba.
Manusia yang taat beragama pasti akan jauh dari neraka narkoba. Tidak mungkin dia akan mengulurkan tangannya pada narkoba, baik membeli, mengedarkan, maupun menyelundupkannya. Sebab, jalan narkoba adalah jalan setan dan jalan Allah tidak mungkin bertemu dengan jalan setan.
Bahaya bagi pelajar
Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar.Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok.
Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.
Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar-red) adalah sebagai berikut:
• Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,
• Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,
• Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,
• Sering menguap, mengantuk, dan malas,
• Tidak memedulikan kesehatan diri,
• Suka mencuri untuk membeli narkoba.


Berikut Jenis-jenis Narkoba Dan Apa Saja Bahya-Bahayanya
  1. Opium
Opium adalah jenis narkotika yang paling berbahaya. Dikonsumsi dengan cara ditelan langsung atau diminum bersama teh, kopi atau dihisap bersama rokok atau syisya (rokok ala Timur Tengah). Opium diperoleh dari buah pohon opium yang belum matang dengan cara menyayatnya hingga mengeluarkan getah putih yang lengket.
Pada mulanya, pengonsumsi opium akan merasa segar bugar dan mampu berimajinasi dan berbicara, namun hal ini tidak bertahan lama. Tak lama kemudian kondisi kejiwaannya akan mengalami gangguan dan berakhir dengan tidur pulas bahkan koma.
Jika seseorang ketagihan, maka opium akan menjadi bagian dari hidupnya. Tubuhnya tidak akan mampu lagi menjalankan fungsi-fungsinya tanpa mengonsumsi opium dalam dosis yang biasanya. Dia akan merasakan sakit yang luar biasa jika tidak bisa memperolehnya. Kesehatannya akan menurun drastis. Otot-otot si pecandu akan layu, ingatannya melemah dan nafsu makannya menurun. Kedua matanya mengalami sianosis dan berat badannya terus menyusut.
  1. Morphine
Orang yang mengonsumsi morphine akan merasakan keringanan (kegesitan) dan kebugaran yang berkembang menjadi hasrat kuat untuk terus mengonsumsinya. Dari sini, dosis pemakaian pun terus ditambah untuk memperoleh ekstase (kenikmatan) yang sama.
Kecanduan bahan narkotika ini akan menyebabkan pendarahan hidung (mimisan) dan muntah berulang-ulang. Pecandu juga akan mengalami kelemahan seluruh tubuh, gangguan memahami sesuatu dan kekeringan mulut. Penambahan dosis akan menimbulkan frustasi pada pusat pernafasan dan penurunan tekanan darah. Kondisi ini bisa menyebabkan koma yang berujung pada kematian.
  1. Heroin
Bahan narkotika ini berbentuk bubuk kristal berwarna putih yang dihasilkan dari penyulingan morphine. Menjadi bahan narkotika yang paling mahal harganya, paling kuat dalam menciptakan ketagihan (ketergantungan) dan paling berbahaya bagi kesehatan secara umum.
Penikmatnya mula-mula akan merasa segar, ringan dan ceria. Dia akan mengalami ketagihan seiring dengan konsumsi secara berulang-ulang. Jika demikian, maka dia akan selalu membutuhkan dosis yang lebih besar untuk menciptakan ekstase yang sama. Karena itu, dia pun harus megap-megap untuk mendapatkannya, hingga tidak ada lagi keriangan maupun keceriaan. Keinginannya hanya satu, memperoleh dosis yang lebih banyak untuk melepaskan diri dari rasa sakit yang tak tertahankan dan pengerasan otot akibat penghentian pemakaian.
Pecandu heroin lambat laun akan mengalami kelemahan fisik yang cukup parah, kehilangan nafsu makan, insomnia (tidak bisa tidur) dan terus dihantui mimpi buruk. Selain itu, para pecandu heroin juga menghadapi sejumlah masalah seksual, seperti impotensi dan lemah syahwat. Sebuah data statistik menyebutkan, angka penderita impotensi di kalangan pecandu heroin mencapai 40%.
  1. Codeine
Codeine mengandung opium dalam kadar yang sedikit. Senyawa ini digunakan dalam pembuatan obat batuk dan pereda sakit (nyeri). Perusahaan-perusahaan farmasi telah bertekad mengurangi penggunaan codeine pada obat batuk dan obat-obat pereda nyeri. Karena dalam beberapa kasus, meski jarang, codeine bisa menimbulkan kecanduan.
  1. Kokain
Kokain disuling dari tumbuhan koka yang tumbuh dan berkembang di pegunungan Indis di Amerika Selatan (Latin) sejak 100 tahun silam. Kokain dikonsumsi dengan cara dihirup, sehingga terserap ke dalam selaput-selaput lendir hidung kemudian langsung menuju darah. Karena itu, penciuman kokain berkali-kali bisa menyebabkan pemborokan pada selaput lendir hidung, bahkan terkadang bisa menyebabkan tembusnya dinding antara kedua cuping hidung.
Problem kecanduan kokain terjadi di Amerika Serikat, karena faktor kedekatan geografis dengan sumber produksinya. Dengan proses sederhana, yakni menambahkan alkaline pada krak, maka pengaruh kokain bisa berubah menjadi sangat aktif. Jika heroin merupakan zat adiktif yang paling banyak menyebabkan ketagihan fisik, maka kokain merupakan zat adiktif yang paling bayak menyebabkan ketagihan psikis.
Setiap tahun, Amerika Serikat membelanjakan anggaran 30 miliar dollar untuk kokain dan krak. Tak kurang dari 10 juta warga Amerika mengonsumsi kokain secara semi-rutin. Pemakaian kokain dalam jangka pendek mendatangkan perasaan riang-gembira dan segar-bugar. Namun beberapa waktu kemudian muncul perasaan gelisah dan takut, hingga halusinasi.
  1. Amfitamine
Obat ini ditemukan pada tahun 1880. Namun, fakta medis membuktikan bahwa penggunaannya dalam jangka waktu lama bisa mengakibatkan risiko ketagihan. Pengguna obat adiktif ini merasakan suatu ekstase dan kegairahan, tidak mengantuk, dan memperoleh energi besar selama beberapa jam. Namun setelah itu, ia tampak lesu disertai stres dan ketidakmampuan berkonsentrasi, atau perasaan kecewa sehingga mendorongnya untuk melakukan tindak kekerasan dan kebrutalan.
Kecanduan obat adiktif ini juga menyebabkan degup jantung mengencang dan ketidakmampuan berelaksasi, ditambah lemah seksual. Bahkan dalam beberapa kasus menimbulkan perilaku seks menyimpang. Termasuk derivasi (turunan) obat ini adalah obat yang disebut “captagon”. Obat ini banyak dikonsumsi oleh para siswa selama musim ujian, padahal prosedur penggunaannya sebenarnya sangat ketat dan hati-hati.
  1. Ganja
Ganja memiliki sebutan yang jumlahnya mencapai lebih dari 350 nama, sesuai dengan kawasan penanaman dan konsumsinya, antara lain; mariyuana, hashish, dan hemp. Adapun zat terpenting yang terkandung dalam ganja adalah zat trihidrocaniponal (THC).


  1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, masalah – masalah yang muncul dapat di identifikasi sebagai berikut :
1.    Banyaknya masyarakat belum mengetahui bahayanya narkoba.
2.    Banyaknya masyarakat belum memiliki pemahaman tentang bahaya narkoba.
3.    Banyaknya masyarakat belum memiliki konsep hidup sehat.
  1. Tujuan
Penulisan karya tulis ini bertujuan :
1.    Agar Banyaknya masyarakat dapat mengetahui bahayanya narkoba.
2.    Agar Banyaknya masyarakat dapat mengetahui pemahaman tentang bahaya narkoba.
3.    Agar Banyaknya masyarakat memiliki konsep hidup sehat.

  1. Metode
Metode Yg Digunakan Dalam Penulisan Ini AdalahMetode Secara Langsung. Metode ini mengkaji berbagai referensi tentang bahayanya narkoba.
  1. Pembahasan
  1. Upaya Pencegahan
Berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah peredaran narkoba. cara tersebut antara lain :
  • Mengadakan pengawasan yang ketat terhadap barang barang yang masuk.
  • Memberikan hukuman yang berat terhadap pengedar dan pemakai narkoba.
  • melakukan kerja sama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau mungkin mengadakan razia mendadak secara rutin.
  • Kemudian pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri dengan memberikan perhatian dan kasih sayang.
  • Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah.
  • Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa.
  • Meningkatkan iman dan taqwa melalui pendidikan agama dan
  • keagamaan baik di sekolah maupun di masyarakat.
  • Meningkatkan peran keluarga melalui perwujudan keluarga sakinah, sebab peran keluarga sangat besar terhadap pembinaan diri seseorang. Hasil penelitia menunjukkan bahwa anak-anak nakal dan brandal pada umumnya adalah berasal dari keluarga yang berantakan (broken home).
  • Penanaman nilai sejak dini bahwa Narkoba adalah haram
  • sebagaimana haramnya Babi dan berbuat zina.
  • Meningkatkan peran orang tua dalam mencegah Narkoba, di Rumah oleh Ayah dan Ibu, di Sekolah oleh Guru/Dosen dan di masyarakat oleh tokoh agama dan tokoh masyarakat serta aparat penegak hukum
  1. Penutup
  1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan sebagai berikut :
  1. Masyarakat perlu menghindari diri dari penyebaran narkoba
  2. Upaya pemerintah memberikan penyuluhan tentang penyebaran narkoba
  3. Narkoba adalah barang yang sangat berbahaya dan bisa merusak susunan syaraf yang bisa merubah sebuah kepribadian seseorang menjadi semakin buruk
  4. Narkoba adalah sumber dari tindakan kriminalitas yang bisa merusak norma dan ketentraman umu.
  5. Menimbulkan dampak negative yang mempengaruhi pada tubuh baik secara fisik maupun psikologis.
  1. Saran
  1. Hendaknya masyarakat peduli tentang kesehatan
  2. Pemerintah hendaknya segera mencari solusi agar penyebaran narkoba tidak terjadi lagi
  3. Hendaknya Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah.
Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa.
Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga perbuatan tercela seperti ini pun, akhirnya mereka jalani.
Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik, pengajar, dan sebagai orang tua, harus sigap dan waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak kita sendiri. Dengan berbagai upaya tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik kita, dari bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan kita untuk menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan baik..